Download Ebook Lengkap Panduan Sholat Wajib Dan Sholat Sunah Sebelum
Dalam madzhab Imam Syafi’i, ada doa atau bacaan yang disunnahkan untuk dibaca dalam shalat. Doa ini kita baca ketika i’tidal, tepat sebelum sujud. Hukumnya adalah sunnah ab’adh, sama seperti duduk di antara tahiyyatul awwal. Sunnah ab’adh adalah sunnah yang jika lupa dikerjakan harus diganti dengan sujud sahwi. Jadi, jika seseorang yang bermazhab syafi’i lupa membaca doa qunut ketika shalat shubuh, maka dia harus melakukan sujud sahwi.
Download ebook panduan shalat lengkap for FREE. All formats available for PC, Mac, eBook Readers and other mobile devices. Download ebook panduan shalat lengkap.pdf.
Dalam al-badr.net disebutkan bahwa qunut adalah bacaan doa untuk mengharapkan sesuatu dari Allah SWT. Doa tersebut bisa berisi permohonan kebaikan atau memohon agar dijauhkan dari bahaya. Ada 2 pendapat mengenai waktu membaca doa qunut. Pendapat pertama mengatakan bahwa doa qunut dilakukan sesudah ruku’. Sementara pendapat kedua mengatakan bahwa doa qunut dilakukan sebelum ruku’. Pelakasanaan yang umum dilakukan di Indonesia adalah setelah ruku’. Nah, di Indonesia sejak dahulu masyarakatnya selalu membaca qunut ketika shalat shubuh.
Hal ini karena masyarakat Indonesia merupakan muslim bermadzhab Imam Syafi’i. Namun di akhir zaman ini, banyak pihak yang mulai membuat kegaduhan dengan mengatakan qunut shubuh itu bid’ah. Padahal, hal itu karena ketidaktahuan mereka soal hukum. Terlalu mudah membid’ahkan pelaksaan qunut shubuh seakan-akan meragukan keilmuan Imam Syafi’i sebagai Imam madzhab yang besar. Daftar Isi • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • Sejarah Doa Qunut: Peristiwa Tragis di Bi’r Ma’unah Pada tahun keempat Hijriyah, tepatnya pada bulan Safar, peristiwa mengerikan itu terjadi. Pada saat itu datanglah Abu Barra` ‘Amir bin Malik menemui baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam di Madinah. Contoh proposal penawaran produk pdf to word.
Kemudian, oleh Rasulullah SAW dia diajak untuk masuk Islam. Akan tetapi dia sendiri tidak menyambutnya dan juga tidak memberikan sikap penolakan. Kemudian dia pun berkata “Wahai Muhammad, seandainya dirimu mengutus sahabat-sahabatmu kepada penduduk Najd untuk memeluk agama Islam aku harap mereka akan menyambutnya” Rasulullah SAW menjawab: “Aku sangat mengkhawatirkan perlakuan penduduk Najd terhadap mereka” Lalu Abu Barra’ pun menjawab: “Aku yang akan menjamin mereka” Kemudian, Rasulullah SAW pun mengutus sekitar 70 orang sahabat yang Hafidz serta ahli baca Al-Quran.
Termasuk diantaranya adalah para pemuka kaum muslimin pilihan. Lalu mereka pun tiba di tempat yang bernama Bi’r ma’unah. Bi’r ma’unah adalah sebuah tempat yang berada di antara kampung sulaim serta wilayah Bani ‘Amir. Ketika tiba di sana, mereka mengutus Haram bin Milhan untuk memberikan surat Rasulullah SAW kepada Amir bin Thufail.
Akan tetapi, Amir bin Thufail tidak menghiraukan surat yang diberikannya itu. Bahkan ia pun memerintahkan kepada seseorang agar segera membunuh Haram bin Milhan. Lalu ditikamlah Haram bin Milhan dengan tombak dari belakang.
Lalu kemudian Amir bin Thufail menghasut orang-orang Bani ‘Amir untuk memerangi utusan Rasul lainnya. Akan tetapi mereka menolak karena utusan tersebut masih dalam lindungan Abu Barra’. Tidak habis akal Amir bin Thufail lalu menghasut orang-orang Bani Sulaim dan ajakannya pun disambut oleh Dzakwan, ‘Ushaiyyah dan Ri’il.